Dia (RAHASIA)

Dia bukan siapa siapa. Bahkan jika kamu menuntut untuk lebih mengetahuinya secara mendalam, kamu tidak akan mendapatkan apa-apa. Dia menutup semua pintu menuju ruangnya. Terkadang dia hanya mempersilakan melalui pintu, tanpa memberi aba-aba untuk masuk.
Bagaimanapun dia memiliki hak itu. Memiliki kemampuan untuk menutup segala hal tentang hidupnya, dan tentu ceritanya. Orang lain tidak akan pernah tau ketika dia menjerit, berteriak, menangis atau hal apapun yang terdengar, namun dianggap tak terdengar. Dia hanya akan menenggelamkan suara melalui tembok dan pertanyaan-pertanyaan yang menghujani otak orang lain. Pun hiasan dan benda mati didalamnya, mungkin hanya akan menjadi pajangan yang selamanya tidak akan dianggap keberadaannya. Semua yang menemaninya di dalam, suatu ketika akan membuatnya letih sendiri, bisa dipastikan itu.
Dia sendiri disana. Di dalam ruangan itu. Dia yang menutupnya sendiri dan tidak ingin sedikitpun angin maupun cahaya membelainya, meskipun hanya lembut.. Dia tidak mau itu terjadi. Suara suara yang didengarnya mungkin hanya akan terpental dan tidak bisa menembus telinganya. Bahkan bisikan lembut Tuhan diabaikan. Semakin lama dia seperti itu, bisa dipastikan semakin berat hidupnya.
Setidaknya, ada seseorang yang sedang berusaha mengetuk pintu itu. Tidak henti-hentinya. Tiada pernah terlelah. Tiada putus asa. Sekalipun sering bahkan tidak pernah dia keluar membukakan pintu. Sesekali hanya suara teriakan yang menjawab, diserui suara-suara hal lain benda didalam hingga hampir tak terdengar jelas.
Tidak terbayang bagaimna dia bisa bertahan diruangan gelap dan pengap itu. Bagaimana dia bisa tidak ingin melihat matahari atau senja yang begitu  indahnya. Atau bahkan dia tidak tahu pelangi tempo hari begitu indah untuk dilewatkan dengan hanya berada pada ruangan berbatas dan tembok tanpa jendela itu. Inilah. Kenapa dia menjadi terlalu pecemburu bahkan hanya pada benda mati. Dia bahkan tidak bisa melihat keindahan-keindahan lain diluar. Yang begitu pantasnya untuk dinikmati dan disyukuri.
Kamu suatu ketika akan mengetahui bahwa dia memang seorang tanpa arti tapi berarti. Dia membuatkan sebuah jeda pada hidupnya sesekali dengan berbicara meskipun tetap saja tembok sebagai penghalang, dan tanpa membukakan pintu. Dari itu, dia mencurahkan segala nafsunya untuk bahagia. Untuk melihat bagaimana dia ternilai bagi yang lain. Untuk membuktikan bahwa dia memiliki yang lain, meskipun tak bisa menjaganya. Dia tahu hidupnya sempurna untuk dinilai sendiri. Tapi bagi Tuhan? Bagi teman pencurahan bahagianya? Bagi angin angin bahkan matahari? Dan mungkin bahkan bagi kamu? Dia bisa jadi benar-benar tidak memunculkan kesempurnaan. Sebagai manusia bahkan ciptaanNya.
Sesekali, bujuklah sekeras hati dan ajak dia menengok sawah dengan hamparan hijau indah dan langit biru diatasnya, supaya  hatinya bisa mengerti arti bahagia. Atau sesekali, ajaklah dia minum kopi di kedai seberang, untuk tahu sepahit apa hidup bebas ini. Dan bisa ajaklah dia ke rumah Tuhan, supaya dia tahu masih banyak orang ikhlas dan tulus mencintai dan selalu berbakti. Ketika kamu bisa membawa dia keluar dari persinggahannya, perkenalkan dia pada dunia. Ajaklah dia mencintai dunia. Dan berikan dunia pada dia.
Sungguh, dia hanya seorang tanpa batas yang membatasi dan menutup pintu serapat-rapatnya. Maka, ketuklah hingga terbuka lebar dan sedikit demi sedikit cahaya masuk ke ruangan itu tanpa pengap. Genggam tangannya, berdiri perlahan dengan menatap mata indahnya, bawa dia keluar.. Keluar.. Keluar..! Untuk lebih mengenal angin, mengenal matahari, mengenal senja, mengenal hujan mengenal pelangi, dan mengenalmu. Peluklah dia ketika dia lelah dan berusaha menghindar. Peluk seerat mungkin. Peluk sehangat mungkin. Hingga dia nyaman. Hingga dia tenang. Dan dia menghargai usaha, menghargai ciptaanNya.
Dia memang masih didalam ruangan sempit pengap dan tanpa jendela itu.dia memang masih disana sampai saat ini. Tapi berusahalah.. sekuat mungkin.. Seyakin mungkin.. Kamu bisa membawa dia dan membujuknya membukakan pintu untukmu.. Dan yang terpenting.. Untuk orang orang disekitarmu.
Dia suatu saat bisa mengerti, bahwa hidup ini butuh pandangan. Butuh angin dan butuh segalanya yang memang telah tersedia untuk dikenal dan dirawat dengan baik.
Dia harus percaya padamu, suatu saat nanti. Dia harus lebih memelukmu suatu saat nanti.. Bahkan ketika banyak orang tidak mampu membujuknya untuk membukakan pintu dan mengajaknya masuk, kamu harus mampu melakukan itu sampai kamu diberi aba-aba masuk dan duduk didalam sebentar kemudian menggandengnya keluar.
Nikmatilah perjuanganmu.. Nikmatilah perjalananmu.. Nikmatilah rahasia itu.. Dan nikmatilah sebagai keikhlasan atas perjuanganmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

pengertian ERD

CARA MEMBUAT LINK BERGERAK DI BLOG